Senator Chuck Grassley dari Partai Republik Amerika Serikat mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang mewajibkan persetujuan Kongres untuk penerapan tarif baru. Langkah ini menyusul pengumuman Presiden AS, Donald Trump, terkait tarif impor yang luas. Grassley, bersama Senator Demokrat Maria Cantwell, mengajukan ‘Trade Review Act of 2025’, yang memberi batas waktu 60 hari bagi Kongres untuk menyetujui tarif baru.
Latar Belakang RUU
-
Alasan Terkait Negara Bagian Asal: Grassley, yang mewakili Iowa, sebuah negara bagian yang bergantung pada perdagangan pertanian global, mengambil tindakan ini.
-
Perbedaan Pendapat di Partai Republik: Langkah Grassley berbeda dengan sikap sebagian anggota Partai Republik yang mendukung kebijakan tarif Trump sebelumnya.
Reaksi dan Kontroversi
-
Kekhawatiran dan Kritik: Beberapa Senator Republik, seperti Jerry Moran, James Lankford, dan Susan Collins, menyuarakan kekhawatiran terkait dampak tarif Trump, termasuk pada sekutu AS.
-
Sikap Trump dan Dukungan Partai: Meskipun Trump berpendapat bahwa tarif akan menguntungkan AS, sebagian anggota Partai Republik, termasuk Mitch McConnell, menyatakan ketidaksetujuan.
-
Sikap Minoritas di Kongres: Meskipun beberapa resolusi tidak disetujui, kritik terhadap kebijakan tarif tetap menjadi suara minoritas di tengah dominasi politikus Republik.
Tinjauan Ekonomi dan Kebijakan
-
Sikap Grassley dan Rencana Lama: Grassley tidak secara langsung mengkritik Trump, namun ia mencoba mengembalikan kewenangan perdagangan kepada Kongres, sesuai Konstitusi AS.
-
Sikap Partai dan Wall Street: Ketegangan terkait tarif telah memicu ketakutan akan resesi dan mempengaruhi pasar, termasuk hari terburuk Wall Street sejak 2022.
Meskipun RUU Grassley dan beberapa tindakan Senat lainnya menunjukkan perbedaan pendapat, dukungan mayoritas Partai Republik tetap pada kebijakan tarif Trump.